Jelas bukan perkara gampang mendapatkan jumlah pengguna twitter. Terlebih dengan jumlah yang besar, mereka aktif 'bercicit' akan segala sesuatu. Benar-benar butuh banyak upaya untuk dapat mengumpulkan angka sebanyak itu bila ini adalah hitungan kompetisi. Dan karena angka ini sudah 'terlanjur' besar, harus ada sesuatu yang bisa dimanfaatkan untuk kebaikan bersama bagi kota ini.
Twitter tak sekedar permainan kata-kata pendek berisi 140 karakter. Perlu kejelian dan pemilihan kata yang tepat untuk bisa memilah keterbatasan kata untuk mewakili apa yang ingin disampaikan. Memilih jelas bagian dari kepandaian menentukan mana yang lebih tepat sasaran. Dan memlih ini pula, yang mengantarkan penggunanya untuk pandai-pandai dalam bertutur. Pada tataran ini, pengguna twitter bisa dibilang lebih 'pandai' dari media sosial lainnya. Kepintaran yang berujung pada banyak hal. Banyak dari mereka yang akhirnya bisa menentukan pembicaraan yang lebih bermakna.
Bila Rhenald Khasali menulis di bukunya, bahwa eranya kini adalah generasi C, alias Connected, begitulah yang terjadi di dunia yang saat ini berkembang. Pribadi-pribadi yang tak mengenal satu sama lain sebelumnya, dengan mudah bisa lekat dengan pribadi lain karena persamaan persepsi, kekaguman prinsip, bahkan sebuah hal yang remeh sekalipun. Macet misalnya.
Seberapa sering kau temui kata macet di linimasamu. Saya kebetulan punya kenikmatan bisa tinggal di dua kota sekaligus, Jakarta dan Bandung. Mobilitas ini mengantarkan pemahaman yang agak berbeda pada kata macet. Bandung tak bisa dipungkiri, juga sering terjebak rutinitas macet. Namun Jakarta jauh lebih pengap dengan teriakan macet. Di twitter, maupun di lapangan sesungguhnya. Kau akan mudah paham jika macet di Bandung adalah sebuah kondisi yang berlaku pada hari tertentu, atau di titik-titik tertentu. Jakarta? lebih sulit untuk tidak mengatakan macet bahkan sebelum kita berangkat.
Sumber : Google+ |
Bagaimana caranya? Pola yang berlaku di twitter saat ini (di Jakarta pula), ada beberapa akun twitter yang aktif mewartakan titik-titik macet. Akun twitter ini melibatkan akun berbasis komunitas seperti @InfoJakarta , bahkan situs yang mengelola @Lewatmana yang fokus pada informasi jalan raya, juga akun resmi twitter kepolisian @TMCPoldaMetro. Teriakan mereka bisa dianggap mewakili titik-titik mana yang perlu diprioritaskan untuk dikendalikan. Sejauh mana 'gema' status macet ini bergaung di linimasa (melalui jumlah retweet atau buzz), itulah lokasi yang mewakili untuk siaga ditangani segera.
Inilah petunjuk yang menentukan. Kita tak bisa melewatkan kondisi ini dengan kesadaran setengah. Tidak hanya bagi pengguna twitter, namun juga bagi penguasa Jakarta. Pengguna twiter akan mewaspadai lokasi yang dianggap terkena macet. Kita lihat perilaku mereka selanjutnya, selain meneruskan pesan macet yang mereka baca, mereka juga bereaksi. Tak sedikit yang mengumpat dan berujung pada menyalahkan pihak tertentu. Status seperti inilah yang butuh 'ditundukkan'.
Semakin liar suatu pesan negatif berhembus tanpa adanya tindakan solutif, bisa merembet. Karena persoalan kondisi di jalan raya, adalah persoalan keseharian yang ditemui warga. Saat kau menemukan kegelisahan ini terulang setiap harinya, maka itu pula yang disematkan pada bidang lainnya. Ketidakmampuan menguasai daerah.
Disinilah seorang pemimpin Jakarta perlu menunjukan dirinya. Dan cara menunjukan 'keberadaan dirinya' kepada stakeholder alias warganya, tak lain dan tak bukan, adalah menampakan dirinya atau personalisasi dirinya di pusat perhatian publik.
Melawan macet, pemimpin bisa hadir di tengah-tengah keterpihakan warga dengan 2 cara:
1. Hadir secara fisik di titik tertentu yang banyak dikeluhkan warga.
Kehadiran secacar fisik mungkin bisa sulit dilakukan karena akses waktu yang terbatas dari seorang pemimpin seperti di Jakarta. Namun sebagai warga yang berada di tengah-tengah kondisi macet, menyaksikan kondisi genting seperti ini lalu menemukan pemimpinnya berada diantara mereka dan terlibat dalam penguraian masalah, adalah sebuah kondisi yang bisa menginspirasi. Mereka akan tahu bahwa sebenarnya pemimpin mereka 'bekerja'. Paling tidak, ini menyimpulkan hal lainnya, bahwa kemacetan sudah mereka coba kendalikan. Status kejelasan seperti inilah yang bisa mengantarkan pemahaman warga bahwa mereka sedang ditangani oleh pemimpin yang bekerja dengan sepenuh hati.
2. Memberikan penyelesaian secara cepat, lugas dan terarah via media sosial.
Dan twitter mampu mewakili penyampaian informasi warga dengan baik. Twitter yang menyampikan berita dengan mudah dan cepat, memungkinkan tindakan respon yang juga cepat. Pemimpin Jakarta bisa menjawab kegelisahan ini dengan memberitakan penyelesaian yang ditempuhnya di twitter. Merangkul jurnalistik warga dengan counter yang tepat sasaran jadi perkara yang bernilai positif. Warga di linimasa bisa mengetahui dengan segera bahwa persoalan mereka juga mendapat perhatian dari pemimpinnya.
Inilah keterpihakan seorang pemimpin Jakarta pada warganya.
Sulitkah melakukan hal tersebut? paling tidak hal inilah yang bisa mereka lakukan. Menjawab kegelisahan warga dengan tindakan. Meski sebatas berbalas mention di twitter. Komunikasi genuine yang terbangun antara warga dan pemimpinnya adalah 'terobosan akan komunikasi warga yang terkendala protokoler konvensional. Sebuah komunikasi yang kini bisa dengan mudah dijembatani media sosial. Dan untuk bisa mengamati kejadian di media sosial ini, perlu alat bantu yang tepat. Dan platform Politicawawe yang cermat mengamati pergerakan warga di dunia maya akan sangat membantu.
Sumber : http://politicawave.com/politica_slides |
Politicawave terbukti bisa melacak pergeseran yang terjadi pada dukungan warga Jakarta saat pemilihan gubernur Jakarta pada tahap pertama lalu. Satu kelebihan yang tidak 'tertangkap' oleh media penyelenggara jajak pendapat konvensional karena cakupan waktunya yang lebih luwes. Dari sini pula kita bisa mengamati, bahwa perilaku calon pemimpin juga menentukan arah dukungan warganya. Misalnya pernyataan Ahok yang sejuk saat disudutkan oleh pengguna twitter. Sentimen positif seperti inilah yang terlihat sepele namun bisa menyebar secara viral di twitter sebagai reaksi positif.
Pemimpin juga bisa belajar bagaimana memperlakukan warga dengan baik. Reaksinya di linimasa twitter bisa mengungkap sosok yang lebih jujur bagi warganya. Jadi jangan heran bila ada pemimpin yang merasa sensitif di twitter, bahkan ada yang mengubah gaya kampanye untuk mendulang simpati positif warganya. Dengan profil pemimpin yang lebih lengkap ditangkap, warga pun akan bisa memahami arah pikiran pemimpinnya. Tak kenal maka tak sayang kan?
*)Sumber : http://techcrunch.com/2012/07/30/analyst-twitter-passed-500m-users-in-june-2012-140m-of-them-in-us-jakarta-biggest-tweeting-city/
wah ..srtikel yang sangat menarik gan
BalasHapuskunjungan pertama saya nih .. :)
saya setuju dnegan isi artikel ini.
untuk menjadi seorang gubernur tidak harus mengombar janji, bersikap dermawan dan bijaksana hanya lewat tweeter. masyarakat butuh kepastian dan pembuktian ..
ada hal yg sebenarnya terlihat sepele dan mudah, tapi bagus buat menciptakan kesan mendalam, bekerja dgn 'terlihat' di dunia maya ini punya efek besar utk mempengaruhi kepercayaan pemilih.
Hapusmakasih komentarnya,
ditunggu kunjungan berikutnya gan...
kita perlu bukti bukan janji.
BalasHapusJadi buktikan dan buktikan bukan hanya sekedar janji dan janji saja.!!
Artikel bagus mas.. Saya setuju banget.
sepertinya putaran yg kedua ini bakalah adu program, bukan pencitraan, jadi bukti yg sudah dijalankan dan program masa depan bakalan lebih menarik dibaca.
Hapusmakasih sudah mampir.
Menurut mas, siapa kira2 Gubernur yang akan terpilih di putaran kedua? soalnya, Jokowi sudah dikeroyok oleh partai2 besar...
BalasHapusilustrasinya lucu banget.. hahah..
BalasHapusjalanan makin macet.. semua jadi tak terkendali.. dana pemerintah juga gak turun-turun.. repot banget yah..
BalasHapussetuju dengan idenya bang..tapi kalau langsung terjun secara fisik jangan pake mobil mewah dengn antrian panjang,,malah nanti bkin super macet,,hehe
BalasHapusGimana hasil putaran kedua???
BalasHapusInformasi menarik :-)
BalasHapusThanks sudah berbagi.
Salam,
Jokowi sudah di depan mata :-)
BalasHapusSalam,
somoga para pmimpin yang baru skrng ,, dapat memberikan perubahan yang baik untuk negara ini
BalasHapussekarang Jakarta punya Gubernur baru, semoga bisa memenuhi harapan warga jakarta :)
BalasHapusyang jelas dengan adanya gubernur yg baru, harapan saya jakarta semakin lebih baik dari sekarang
BalasHapussemoga skses ya sob
terima kasih
informasi yang menarik :)
BalasHapussalam kenal dari malaysia :)
done follow :)
salam kenal kembali, senang ada tamu dari malaysia berkunjung kesini,
Hapusaku follow balik ya :)
Saluut ... moga aja ga ada efek dramatis-x (saat-saat ini masih baik, entah setahun ke depan). Moga aja terus jadi gubernur yang baik, yang membawa perubahan bagi Jakarta. Amin 9x ...
BalasHapusbtw ... image-nya ko' melebar ya ? jadi kurang sedap dipandang nih. ... :D
kunjungan sob . . gubernur jakarta yang disayang twitter . .
BalasHapuskalau lihat di tv sekarang sepertinya jokowi,bener2 mikir kaum susah.buktinya saat datang ke sebuah daerah kecamatan trus p camatnya nggak ada ,bsuknya langsung di panggil.yah..mudah@an seterusnya begitu,berawal dan berakhir dengan baik.
BalasHapussalam blogger
Mantabs.... dan sekarang sudah ada Gubernur BAru... Orang Jakarta senang pastinya...
BalasHapusBanyak yg antusias waktu Gubernur datangke tempatnya, pasti senang ya :)
HapusJokowi berhasil mendapatkan hati penduduk jakarta.. hebat.. semoga bisa memperbaiki kondisi jakarta..
BalasHapusJokowi memang hebat ya.. kita lihat saja cara kerjanya nanti..
BalasHapusIkut menyimak artikelnya gan :-)
BalasHapusSalam,
sukses terus buat blognya yah sob.. heheh
BalasHapuswaah hebat.. kenapa facebook tidak ?
BalasHapuswahh ,, update juga ya ,,, sukses terus ya .. :)
BalasHapusseemoga gubernur jakarta yang baru bisa memenuhi harapan masyarakat jakarta...amin!
BalasHapuswah ada ada aja ya
BalasHapusthx gan infonya,, ini sangat menarik sekali
BalasHapuswah bener bener keren deh gan...
BalasHapusdibutuhkan kerjasama dari berbagai pihak untuk mengatasi kemacetan ini dan tindakan yang tegas dari aparat yang berwenang
BalasHapusSetuju bos, memang harus ada kerja sama yang baik antara masyarakat dan pemerintah agar macet bisa terurai bukan
Hapuswahh , hebat ya ... :)
BalasHapuswah. hebat juga pak gubernur . saya mah jrang twitter an gan :(
BalasHapusArtikel yang menarik...!
BalasHapussalam kenal dan semoga sukses ...
salam kenal aja gan,,,,,,,,,
BalasHapusartikelnya oke punya...
BalasHapussalam kenal dan sukses selalu...
semoga bisa membawa jakarta lebih baik lagi
BalasHapusAamiin...makasih obat maag!
Hapussemua kalangan di Indonesia hoby berkicau
BalasHapusmantap gan infonya dan salam sukses selalu
BalasHapusbagus bos artikelnya dan menarik
BalasHapuskeren mas buat infonya da semoga bermanfaat
BalasHapusok sob infonya dan salam kenal
BalasHapusMakasih atas limpahan ilmunya
BalasHapus